Cinta Dua Hati
Tak kusangka dirimu hadir di hidupku….
Menyapaku dengan, sentuhan kasihmu….
Cinta dua hati, banyak orang mengaku
pernah merasakannya, termasuk seorang gadis yang bernama Agni Tri Nubuwati. Dia
mencintai kedua sahabatnya, bagaimana tidak? Kedua sahabatnya itu sangat sangat
perhatian kepadanya.
Mau tau kisahnya bagaimana? Ayo kita
simak ceritanya.
Di satu rumah yang sangat mewah
terdengar teriakan kecil.
“RAY!!!!!!!!! Cepatan dong! Telat nih!”
teriak seorang cewek yang sangat manis dan rambutnya di kuncir kuda. Ya, dia
Agni.
“sabar dikit kek Ag!” teriak Ray, sodara
kembar Agni. Mereka memang kembar, tapi secara fisik mereka tidak mirip. Namun
secara sifat, mereka sama -_-
Nah, teriak-teriak ini juga salah satu
sifat mereka. Kadang bunda dan ayah mereka Cuma bisa geleng-geleng kepala kalo
mereka udah mulai teriak-teriak. Mereka pun turun bersamaan menuju ke meja
makan. Disana udah ada mama papa mereka.
“mah, Ray sama Agni sekolah ya” pamit
Ray sama mamanya.
“ga sarapan dulu?” tawar bundanya.
“ENGGA BUN, UDAH TELAT!” teriak mereka
dari luar rumah kompak.
Saking cepet-cepetnya, mereka sampe lupa
kalo kunci mobil ketinggalan di ruang tamu-_-
“RAY! CEPETAN AMBIL!” teriak Agni. Ray
langsung lari ke ruang tamu. Gak berapa lama, Ray balik sambil bawa kunci
mobil.
Mereka langsung buru-buru ngendarain
mobil nya. Ray pun gak segan-segan untuk ngebut. Sekitar 15 menit di perjalanan
mereka sampai di SMA mereka. SMA Idola Bangsa *anjir, ngawur bikin nama SMA-_-*
@SMA Idola Bangsa
“Ray! Kamu kok baru dateng sih? Kemana
aja? Aku kira kamu telat!” cerocos Acha. Atau nama lengkapnya Raissa Arif. Dia
ini pacarnya Ray, mereka udah 6 bulanan jadian.
“aku bangun kesiangan sayang, hehe” kata
Ray sambil nyengir-nyengir gaje.
“makanya lain kali jangan begadang, biar
ga telat” nasehat Acha. Agni yang nyadar daritadi jadi kambing congek langsung
pergi ke kelasnya dia.
Agni, Acha, sama Ray emang satu kelas.
Acha juga sahabatnya Agni.
@ kelas XI IPA 2
“Agni masbro! Tumbenan lo telat?” sapa
Cakka yang merupakan sahabat Agni juga. Agni Cuma cemberut di tempatnya tanpa
jawab pertanyaan Cakka.
Cakka yang ngerasa dikacangin pun keki.
Dia ada rencana buat ngerjain Agni.
Cakka menarik nafas. “AGNI!” teriaknya
keras di telinga Agni. Kontan Agni terlonjak kaget.
“ga pake teriak bisa dong ya!” bentak
Agni. Cakka Cuma nyengir dan nunjukin jari telunjuk dan tengahnya sehingga
membentuk huruf ‘V’ .
Alvin yang ngeliat itupun langsung
nyamperin Agni. “hai AgJ” sapa Alvin. Agni Cuma ngebales dengan
senyuman tipis. Alvin ikut senyum. Cakka yang meliat itu tentu saja hatinya
panas, bagaimana tidak? Dia sudah menyukai Agni dari awal mereka bersahabat.
KRINGGGGG….
Bel tanda pelajaran dimulai pun
berdering(?)
Pelajaran pertama yaitu Fisika, yang
mengajar pelajaran itu adalah Pak Duta. Guru yang terkenal killer di SMA
mereka. Nah, daripada ngeliat mereka belajar mending di skip yukk~
>>SKIP<<
@ jam istirahat SMA IB
“hoah! Bisa gila gue kalo terus-terusan
belajar fisika! Apa lagi yang ngajar pak Duta, ya ampun, mati aja deh gue”
cerocos Agni. Agni emang anaknya bawel, tapi kalo lagi badmood ga bakal bawel
deh.
“setuju banget gue sama elo Ag! Gila aja
si pak Duta, ngasi tugas banyak banget, mana susah-susah lagi! Mending tugasnya
gampang. Lah ini? Susah banget!” timpal Cakka. Dia sama bawelnya kaya Agni,
mana mirip pula.
“daripada kalian mencak-mencak kaya
gitu, mending gue pesenin makanan, kalian mau makan apa?” tawar Alvin.
“gue nasi goreng sama jus jeruk” kata
Agni. Alvin manggut-manggut.
“kalian?” tanyanya kearah Cakka, Acha,
dan Ray.
“samain aja” kata mereka kompak.
Sambil nunggu makanan yang dipesenin
Alvin, mereka asik becanda. Ada juga yang sibuk gombal-gombalan terus
disorakin.
Kantin hari ini rame banget, banyak yang
ga dapet tempat duduk. Sukur banget mereka dapet tempat. Nah, ga berapa lama,
makanan pun datengg. Mereka langsung makan sambil tetep bercanda.
Kusesali cerita yang kini terjadi…
Mengapa disaat ku telah berdua…
“Lo mau gak jadi pacar
gue, Ag?”
Kalimat yang kemarin dilontarkan Alvin
terngiang-ngiang di otaknya. Bagaimana tidak ? Alvin, sahabat Agni yang hampir
2 tahun bersahabat tiba-tiba menembaknya.
Agni kini tengah dilema karena
pernyataan Alvin kemarin.
“gue harus jawab apaaa.” batin Agni
berteriak kencang.
“gue ga pengen persahabatan kita hancur
gara-gara cinta, tapi gue suka sama Alvin, gue harus gimana sekarangg”
sepertinya Agni benar-benar dilema sekarang.
Wajah Agni menuju sekolah sangat sangat
kusut. Setiap orang yang menyapanya hanya diberikan senyuman tipis, bahkan
hampir tak terlihat.semua yang menyapanya pun heran, hanya ada satu dipikiran
mereka “kenapa Agni?”
Cakka yang melihat Agni seperti itu di
kelaspun berpikir juga mengapa Agni bisa seperti itu. Sedangkan Alvin yang
‘sepertinya’ adalah ujung dari masalah itupun hanya bisa menatap penuh maaf
kearah Agni.
Cakka yang tidak tahan melihat Agni
seperti itupun segera bertanya.
“Ag, lo kenapa? Ga sreg ih gue ngeliat
lo kaya gitu-_-“ kata Cakka.
“Gue lagi ada masalah Cak,” kata Agni
datar.
“Kalo lo ada masalah, lo bisa cerita ke
gue ataupun Alvin yang notabene-nya adalah sahabat lo, jangan lo pendem sendiri
kaya gini. Ga tega gue ngeliat lo” kata Cakka prihatin.
Agni pun tersentuh mendengar penjelasan
Cakka.
“Thanks Cak atas perhatian elo, tapi ini
masalah yang amat sangat pribadi, gue ga bisa cerita ke siapa-siapa, sorry ya.
Oh iya Cak, kaya gue ga pernah ceritain masalah gue ke lo aja. Sering kali.
Setiap gue ada masalah gue selalu cerita sama lo, kan ga enak kalo gue
terus-terusan cerita ke lo” kata Agni panjang kali lebar-_-
“Oh, yaudah sih kalo lo ga bisa ceritain
masalah lo yang ini ke gue. Anyway, gue gapapa kok jadi tempat curhat lo.
Guekan sahabat lo, yang selalu ada dalam suka maupun duka” kata Cakka mantap.
Agni hanya membalasnya dengan senyuman
tipis. Tiba-tiba Alvin menghampirinya.
“Ag, gue mau bicara sama lo di taman
belakang sekolah istirahat nanti, lo harus dateng ya” kata Alvin lembut.
“O..Oke” kata Agni tergagap.
Cakka yang tidak tahu apa-apa pun hanya
mengangkat bahu.
Tak lama kemudian bel tanda masuk
sekolah pun berbunyi. Selama pelajaran Agni tidak konsen sama sekali. Yang ada
dipikirannya hanyalah ‘apa yang akan Agni katakan nanti kepada Alvin’.
“Agni Nubuwati!” bentak sang guru.
“I..Iya pak!” kata Agni kaget.
“Saya liat daritadi anda melamun saja,
kerjakan soal nomor 3 di papan tulis!” kata guru tersebut tegas.
Untung saja Agni termasuk 3 besar di
kelasnya, jadi dengan mudah dia dapat menyelesaikan soal tersebut. Coba aja
Agni gak bisa ngerjain soal itu, bisa bisa dia disuruh berdiri di depan kelas
oleh guru tersebut.
Setelah Agni berhasil mengerjakan soal
tersebut, Agni dipersilahkan duduk kembali oleh gurunya. Agnipun kembali tidak
konsen terhadap pelajaran.
Kringg… kringggg…
Bel istirahat berbunyi, Agni semakin
gugup. Terlihat olehnya Alvin sudah pergi ke taman belakang.
‘Apa gue gak usah ke taman belakang aja
ya..’ batin Agni.
‘Ah! Gue kesana aja, lagi pula gue udah
janji sama Alvin” batin Agni.
Agnipun bergegas pergi ke taman
belakang. Sampai disana terlihat Alvin menunggunya disalah satu kursi yang ada
disana, kebetulan hari ini taman belakang sepi.
“Hai Alvin!” sapa Agni mencoba seriang
mungkin.
“Eh, hai Ag!” sapa Alvin juga.
“Jadi, gimana jawaban lo?” tanya Alvin.
“Emm. Gue, gue mau Vin, jadi cewe lo”
kata Agni malu-malu.
“YES! Akhirnya kamu jadi pacar aku juga
Ag” kata Alvin sambil tersenyum.
Sedangkan Agni hanya menundukkan
kepalanya mencoba menyembunyikan semburat merah dipipinya.
Alvin pun menggandeng tangan Agni menuju
ke kantin.
Cakka yang melihat adegan itupun panas.
Dan berniat menyindir mereka berdua.
“Cieee, deket banget dah berdua, kaya
lem sama perangko aja” kata Cakka ‘agak’ sinis.
“Kenapa? Iri lo? Cari pacar makanya,
jangan ngeliatin pacar gue mulu” kata Alvin cuek.
Cakka seketika kaget. ‘Agni, pacaran
sama Alvin?’ batinnya.
“Lo berdua udah, mm. jadian?” tanya
Cakka ragu-ragu.
“Iya, baru aja seitar 4 menit yang lalu”
sombong Alvin.
Sedangkan Agni hanya mampu tertunduk
menyembunyikan semburat merah pipinya.
“Apaan sih kamu Al,” kata Agni
malu-malu.
“Yaelah baru gitu aja sombong amat,”
kata Cakka mencibir, untuk menutupi rasa sakit hatinya.
‘Gue telat selangkah dari Alvin,”
batinnya.
Kringg. Kring.
Bunyi bel tanda pelajaran dimulai.
Mereka bertiga bergegas kembali ke kelasnya.
>>>SKIP<<<
Akhirnya pelajaran hari ini telah
selesai, setelah bunyi bel tanda pulang sekolah semua murid memasukkan
buku-buku mereka kedalam tas masing-masing, tak memperdulikan guru mereka yang
masih berbicara tentang PR mereka.
“Mengerti anak-anak?” tanya guru
tersebut.
Seluruh anak hanya menjawab “Mengerti
Pak,” tanpa tahu apa yang guru mereka jelaskan tadi.
“Yasudah kalian boleh pulang” kata guru
tersebut, mereka langsung berlari keluar kelas, tanpa memperdulikan guru
tersebut -lagi-.
Begitu pula Alvin, Agni, dan Cakka
mereka langsung pergi ke parkiran untuk pulang.
“Agni, kamu pulang sama aku ya?” tanya
Alvin.
“Sip dehh,” katanya sambil mengacungkan
jempolnya.
“Cakk, gue pulang duluan yaa,” kata
Alvin.
“gue juga Cakk,” kata Agni sambil
tersenyum manis.
“Oke, hati-hati yaa. Lo jangan
ngebut-ngebut bawa motor Vin, anak orang tuh!” kata Cakka.
Alvin hanya mengacungkan jempolnya.
Dan melesatlah motor Alvin yang membawa
Agni. Cakka hanya menghela napas berat.
‘Seandainya gue duluan yang nembak Agni,
gimana jadinya ya’ batinnya pedih.
@ rumah Agni
“Kamu gak mau mampir dulu?” tanya Agni.
“Enggak deh Ag, aku masih ada urusan di
rumah” kata Alvin lembut.
“Oh, yaudah, hati-hati di jalan ya,”
kata Agni sambil tersenyum.
Alvin hanya membalas dengan senyuman,
Agnipun melambaikan tangannya saat Alvin kembali menggas motornya.
Agni lalu berlari kecil ke dalam
rumahnya. Bundanya heran melihat Agni begitu bahagia.
“Hayoo, anak bunda yang paling cantik
kenapa nih? Seneng banget rasanya” tanya bunda Agni sambil tersenyum.
“Bunda tau Alvin kan?” tanya Agni sambil
tersenyum.
“Tau, memang kenapa sama Alvin? Wah,
wah. Kamu pacaran sama dia ya? Hayo ngaku” goda bunda Agni.
“Hehe, bunda tau aja. Bunda emang the
best deh” ujar Agni sembari menunjukkan kedua jempolnya.
“Yaudah, kamu ganti baju dulu sana. Kita
makan bareng-bareng selesai kamu ganti baju. Bunda tunggu deh” suruh bundanya.
“Sip deh bun!” Agni segera melangkahkan
kakinya menuju kamar dan mengganti bajunya dengan baju rumah.
Setelah mengganti seragamnya dengan baju
rumah Agni menuju meja makan tempat bundanya telah menunggu.
“Makan yang banyak ya Ag, biar kuat,
soalnya kamu ga berubah dari dulu. Mainnya lama banget, eh, makannya dikit,
bunda kan takut kamu sakit” nasihat bundanya.
“Agni kan udah gede bun, ga gampang
sakit lagi” cemberut Agni.
“Tapi bagi bunda kamu tetep anak kecil bunda” ujar bundanya lalu tersenyum. Agni ikut tersenyum mendengar perkataan bundanya.
“Tapi bagi bunda kamu tetep anak kecil bunda” ujar bundanya lalu tersenyum. Agni ikut tersenyum mendengar perkataan bundanya.
“Yaudah, Agni makan yang banyak deh bun,
biar bunda ga khawatir sama Agni, hehe” ujar Agni cengengesan. Tiba-tiba saja,
lagu SNSD-Dear Mom, entah darimana asal lagu ini, tiba-tiba saja mengalun
indah.
Maeumi yebbeun saramee dwegeyo
Nameul monjeo saenggaghaneun saram
dwegeyo
Ummaui sarangui baramdeureul
jigyeogalgeyo
Nawa ggoomeul hamggeh namudeon
Nae meoril bisgeojoodeon ummaga
saenggagna
Agni ikut melantunan lagu tersebut.
“Ag, itu lagu apa sih? Bunda ga ngerti
deh sama bahasanya” ujar bunda Agni heran.
“ini lagu korea bun, lagunya tentang
terima kasih seorang anak ke ibunya, kurang lebih sih kaya gitu bun” jelas
Agni.
“ohh, gitu” bunda Agni menganggukan
kepalanya.
“Agni udah selesai makan ya bun, Agni
keatas dulu” ujar Agni lalu beranjak pergi ke kamarnya.
Sampai diatas Agni segera mengecek
hapenya. Ternyata ada 1 bbm masuk dari Alvin.
Alvin Jo
PING!!!
Agni udah makan?
Agni tersenyum melihat bbm Alvin yang
begitu perhatian terhadapnya.
Agni J
Udah nih, baru aja
selesai.
Alvin udah makan?
Alvin Jo
Ini Alvin baru mau
makan, :p
Agni J
Kok baru makan sih?
Baru nyampe rumah ya?
Alvin Jo
Nunggu Agni selesai
makan dulu baru Alvin makan, udah nyampe dari tadi sih. Hehe :p
Agni J
Yaudah, makan dulu
sana *ga ngusir yaa:p*
Alvin Jo
Yaudah, Alvin makan
dulu, tunggu ya, love u :*
Agni hanya tersenyum melihat pesan
Alvin, sengaja dia tidak membalasnya agar Alvin makan dulu.
Sambil menunggu Alvin makan, Agni
membaca novel kesayangannya yang berjudul ‘Golden Bird’ .
Tak berapa lama, Agni merasakan kalau
sakunya bergetar. Benar saja, ada bbm dari Alvin.
Agnipun melanjutkan percakapannya dengan
Alvin hingga malam.
Esok paginya, ketika Agni sarapan
tiba-tiba ada bunyi bel motor.
“kayanya itu Alvin, Agni keluar dulu ya
bun” ujar Agni.
Beberapa menit kemudian Agni dating
dengan menggandeng Alvin.
“bun, Agni berangkat dulu ya” pamit Agni
lalu mencium tangan bundanya.
“tante, saya anter Agninya ke sekolah
ya, minta ijinnya hehe” pamit Alvin.
“iya, tante kasih ijin. Tapi kamu harus
bener-bener jagain Agni ya” ujar bunda Agni lalu tersenyum.
Maafkan bila cintaku
Tak mungkin ku persembahkan seutuhnya
Maaf bila kau terluka
Karena ku jatuh di dua hati
Tak mungkin ku persembahkan seutuhnya
Maaf bila kau terluka
Karena ku jatuh di dua hati
Suasana di rumah sakit saat ini begitu
tegang.
Agni menangis sejadi jadinya. Dia
menyesal kenapa selama ini tidak tau penyakit yang diderita Alvin.
Dia menyesal tau semua ini dari
keluarganya, bukan dari Alvin sendiri.
Agni menatap lirih kedalam ruang ICU.
“lo harus uat Vin, demi gue, gue mohon”
gumam Agni lemah.
‘kenapa sih lo ga pernah cerita sama gue
Vin? Kenapa?’ batin Agni menangis.
“yang sabar ya Ag, gue juga baru tau
kalo Alvin kena penyakit leukemia, lo kan tau alo dia paling ga suka
dikasihani, mending kita berdoa buat dia Ag” hibur Cakka.
Cakka sendiri kaget begitu mengetahui
sahabatnya –Alvin– menderita penyakit leukemia, dia sampat shock sesaat.
Tetapi dia sadar, dia harus berdoa untuk
Alvin dan memberikan semangat untuk Agni.
Tiba-tiba saja dokter yang menangani
Alvin keluar dengan wajah muram.
“Dok, gimana anak saya?” tanya mama
Alvin terburu-buru.
“maaf bu, kami sudah berusaha semampu
kami, tapi Tuhan berkehendak lain” ujar dokter itu.
Semua yang ada disana langsung menangis
tidak percaya.
Agni menangis dalam diam. Tidak percaya
kalau Alvin sudah meninggalkan mereka.
“yang tabah ya Ag” ujar Cakka dengan
suara yang bergetar.
Cakka juga sedih atas kematian
sahabatnya.
Bagaimanapun Alvin tetap sahabatnya.
Walaupun dia sempat menghancurkan perasaan Cakka dengan cara memacari Agni.
“gue ga nyangka Alvin bakalan tinggalin
gue secepet ini Kka, gue ga rela” ujar Agni menahan tangis.
3 bulan setelah kematian Alvin.
Agni kembali dengan sifat riangnya,
setelah beberapa bulan sebelumnya tidak pernah tersenyum lebar seperti
sekarang.
Cakka yang melihat hal tersebut menjadi
senang.
“pagi Agnoyy!” sapa Cakka sambil menepuk
pundak Agni agak keras.
“sakit Cicak!” gerutu Agni lalu
memegangi pundak yang di tepuk Cakka.
“udah buat pr belom lo?” tanya Cakka
sambil tersenyum tipis.
“gila ya lo senyum-senyum gitu,” Agni
bergidik.
“udah nih, knapa emang? Mau minjem lo?
Wani piro? Haha” tawa Agni.
Cakka yang mendengar itu langsung
cemberut, tapi mau tak mau ikut tersenyum juga.
“ahirnya, bisa ketawa juga lo” sindir
Cakka halus.
“mau tau, kenapa gue bisa ketawa lagi?”
tanya Agni. Cakka hanya menganggukkan kepalanya.
“karna gue inget, gue harus buat
orang-orang yang gue sayang bahagia. Gue gak bisa lama-lama terpuruk dalam
kesediham gue. Ini juga berkat lo yang selalu ngasih gue perhatian lebih” jelas
Agni panjang lebar.
Cakka yang mendengar hal tersebut
tersenyum penuh arti.
“lo mau ngasih penjelasan apa mau pidato
Ag?” ledek Cakka.
“Cakka! Elo mah gitu, gue serius elo
bercanda” ujar Agni gemas lalu memukul pelan pundak Cakka.
Tiba-tiba bel tanda pelajaran dimulai
pun berbunyi. Mereka belajar dengan tenang.
Sambil sesekali cekikikan.
Pulang sekolah Cakka segera mengahampiri
Agni.
“Ag! Nanti malem gue jemput elo, dandan
yang cantik!” paksa Cakka.
“idih, gamau gue. Pake dress Kka?
Mending gue ga jalan deh” Agni bergidik.
“lo bakal nyesel kalo ga ikut. Pokoknya
ikut!” paksa Cakka.
“maksa lo mah, yaudah gue pake gaun dah
nanti malem, kalo bukan lo yang minta mana mau gue” gerutu Agni.
Cakka hanya tersenyum lebar.
“idih, ga waras lo senyum-senyum kaya
gitu” Agni bergidik ngeri.
“udah deh, sini lo! Gue anter pulang!”
kata Cakka.
“lo mau malak apa mau ngajak pulang sih,
dasar lo ga berubah-berubah” gerutu Agni, lalu naik ke motor ninja Cakka.
Cakka tiba-tiba saja langsung ngebut,
otomatis Agni memegang pinggang Cakka. Cakka yang merasakan itu hanya
tersenyum. Agni lalu menyandarkan kepalanya dipunggung Cakka. Seolah-olah
mencari ketenangan.
@rumah Agni
“ga mampir dulu Ka?” tawar Agni.
“gak deh Ag, gue mau siap-siap buat
nanti” kata Cakka lalu mengerling kearah Agni.
“idih, kedip-kedip lagi lo” kata Agni
jijik.
“udah! Inget lo, nanti malem sebelum gue
jemput gue telpon. Dandan yang cantik ya Agnoyy, gue tunggu nanti” kata Cakka
lalu menggas motornya dan pulang.
“apa sih si Cakka, ga jelas banget deh”
gerutu Agni.
Sorenya, Agni langsung bersiap-siap
mencari gaun di lemarinya.
“untung masih ada nih gaun!” gumam Agni
lega.
Lalu segera mencari bundanya untuk
mendandaninya sedikit.
“emang kamu mau kemana Ag? Tumben minta
di dandanin”ujar bunda Agni.
“diajak jalan sama Cakka bun, disuruh
dadan lagi Agni” gerutu Agni. Bunda yang mendengar bahwa Agni diajak jalan oleh
Cakka hanya tersenyum senang.
‘akhirnya, Agni mau diajak jalan selain
sama Alvin’ batin bunda Agni lega.
“yaudah sini bunda dandanin biar kamu
jadi cantik, kan mau ketemu pangerannya” goda bunda Agni.
“apaan sih bun” bantah Agni, Agni
merasakan pipinya memanas ketika digoda oleh bundanya.
Bundanya hanya tersenyum melihat
kelakuan Agni yang seperti itu.
‘Agni udah gede sekarang, bukan Agni
kecil yang dulu nangis kalo dia jatuh, sekarang dia udah kuat, dia masih bisa
ga nangis walau terpuruk’ batin bunda Agni terharu.
Tak lama kemudian, Agni telah selesai di
dandani oleh bundanya. Agni sendiri sampai pangling begitu melihat dirinya
dikaca.
“ini Agni bun? Astaga, Agni cantik banget
yah ternyata” kagum Agni.
“anak siapa dulu? Anak bundaa” bangga
bundanya.
“anak ayah juga dongg” ujar ayahnya
tiba-tiba muncul.
“ayah uda pulang?? Kapan? Kok Agni ga
tau?” tanya Agni girang.
“baru aja” jawab ayah Agni.
“asek dah, yang mau jalan sama pangerannya
sampe dandan uhuy” goda Ray.
“apa deh lo Ray, mau berantem lo sama
gue?” kata Agni.
“ya ampun Ray, jangan sampe amu sama
Agni beneran mau berantem sekarang, bunda udah cape-cape dandanin nanti rusak
gara-gara kalian berantem aduhh” omel bundanya.
Agni hanya cengengesan.
Tiba-tiba saja pintu rumah Agni diketuk.
“bentar ya, bunda liat dulu siapa” ujar
bundanya lalu meninggalkan Agni.
Agni sendiri pergi keatas untuk
mengambil higheels, tas kecil, dan BB nya.
Dia kaget begitu melihat ada 5 missed calls,
dan semuanya dari Cakka.
‘jangan-jangan yang di bawah Cakka,
astaga! Mampus gue’ batin Agni lalu segera turun menuju ruang tamunya.
“Ag, ini Cakkanya udah dateng” kata
bunda Agni.
Agni melihat Cakka sedang mengobrol
dengan ayahnya dan Ray.
“Cak, jadi gak?” tanya Agni.
“jadi, ayo” ajak Cakka.
“om, saya pinjem Agninya sebentar ya,
hehe, nanti saya balikin lagi” pamit Cakka.
“iya, balikinnya harus utuh loh ya” kata
ayah Agni.
“apa sih ayah, emangnya Agni barang”
Agni cemberut.
“pamit dulu ya tante” pamit Cakka ke
bunda Agni.
“Ray, pinjem adik lo ya” kata Cakka ke
Ray.
“yoi, hati-hati ya, adik kesayangan gue
tuh” balas Ray.
Lalu mereka berdua segera pergi ke
tempat yang dikatakan Cakka.
Agni tercengang begitu melihat tempat
yang dikatakan Cakka.
Café yang telah di desain sedemikian
rupa.
Cakka yang melihat Agni tercengang hanya
tersenyum manis.
“kamu suka?” tanya Cakka.
“suka banget!” jawab Agni.
“Agni, aku ngajak kamu kesini buat
ngasi tau kamu kalo aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu. Sejak pertama
kali kita sahabatan au sudah suka sama kamu. Bahkan jauh sebelum kamu pacaran
sama Alvin. Aku tau susah ngelupain Alvin, aku juga rela kalo kamu masih sayang
sama Alvin. Aku Cuma mau nanya satu sama kamu Ag. Do you wanna be my
girlfriend? Be the special people for me? Be my beloved?” tanya Cakka.
Agni terharu mendengar penjelasan Cakka.
Tiba-tiba Cakka mengluarkan 2 tangkai
bunga di tangannya.
Yang satu mawar merah, satunya lagi
white lily.
“kalo kamu nerima aku, ambil white lily
ini Ag. Kalo kamu nolak aku kamu ambil mawar merahnya” kata Cakka, memandang
penuh harap ke Agni.
Tangan Agni mendekat untuk mengambil
mawar tersebut, tetapi tiba-tiba Agni membelokkan tangannya dan mengambil white
lily sembari tersenyum.
Cakka yang melihat hal tersebut
terperangah, lalu spontan memeluk Agni.
“aku sayang kamu Ag, love you much”
bisik Cakka.
“aku juga sayang kamu Cak, love you
more” balas Agni.
‘tapi aku juga sayang kamu Al,’ batin
Agni lagi.
THE END
0 komentar:
Posting Komentar